OSLO, (PRLM).- Musim panas di Laut Arktik Skandinavia merupakan yang terpanas dalam hampir 2.000 tahun, dan menurut dua studi terbaru, suhu yang memanas di laut-laut seluruh dunia dapat memperkecil ukuran ikan, yang akan berdampak besar pada perikanan global.
Studi William D’Andrea, profesor di Observatorium Bumi Lamont-Doherty di Universitas Columbia, mengenai perubahan iklim bumi berubah seiring waktu. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan jurnal Geology, D’Andrea menggambarkan sejarah iklim Arktik selama 1.800 tahun berdasarkan analisisnya mengenai endapan dari sebuah danau di kepulauan Svalbard di Norwegia.
“Lokasi ini tidak pernah mengalami suhu sepanas dua dekade terakhir dalam 1.800 tahun terakhir,” ujarnya.
D’Andrea dan para koleganya merekonstruksi sejarah iklim tersebut dengan meneliti jejak alga dalam bahan dan mineral organik yang mengendap di dasar danau Arktik selama milenium terakhir.
Para ilmuwan mengetahui bahwa alga yang hidup dalam air yang lebih dingin memproduksi banyak lemak tak jenuh. Dalam air yang lebih hangat, produksi itu menurun. Dengan mengukur kandungan lemak dalam alga atau ganggang yang didapat dari dasar danau, D’Andrea dapat melacak suhu bumi ribuan tahun lalu.
“Jadi yang kami miliki adalah termometer-termometer kecil. Alga-alga ini memproduksi termometer dan menjatuhkannya ke atas sedimen dan meninggalkannya,” ujarnya.
D’Andrea mengatakan bahwa data suhu udara lokal selama 100 tahun terakhir cocok dengan apa yang ia temukan pada sedimen dasar danau untuk periode yang sama. Ia menambahkan bahwa ciri khas alga yang unik dapat membantu para ilmuwan melihat ke belakang untuk mengetahui perilaku sistem iklim Bumi.
“Sekali kita memahaminya, kita akan mendapat gambaran yang lebih baik mengenai perilaku tersebut dan respon yang terjadi terhadap tekanan yang berbeda-beda, apakah itu mekanisme tekanan berdasarkan daya matahari, letusan gunung berapi atau tingkat gas rumah kaca di atmosfer,” ujar D’Andrea.
Ia menambahkan bahwa gambaran yang jelas akan sejarah iklim adalah penting untuk membuat proyeksi akurat mengenai masa depan iklim.(voa/A-147)***
dikutip dari:

0 comments:

Posting Komentar